Satu pagi 2 kisah

sepotong cerita pendekku hari ini.

6666

baru ini pertama kalinya ku melihat merapi yang indah, biasanya tak pernah sejelas ini..

sudah ku list kan dalam time table di dinding kamarku bahwa jum’at pagi adalah waktunya untuk bertemu dengan Bu Peni dosen pembimbingku. meski tidak terlalu yakin akan mendiskusikan apa hari ini, tapi tetap kupastikan harus bertemu dengan beliau pagi itu juga, pagi yang kumaksud saat itu adalah pagi yang udah kelewat telat alis jam 10, makanya dengan agak terburu2 aku melesat kencang berpeda ria menuju kampus. suasana pagi itu terlihat menenangkan, meski lalu lalang manusia dengan mesin penggeraknya seperti rombongan semut yang baru keluar sarang, tetap tak mengurangi kesejukan dipagi tadi. Kulihat bumi bak berpayungkan langit teduh, terasa sejuk, adem, fresh, seakan CO2 yang keluar dari mulut knalpot kendaraan perlahan dilahap angin, Angin yang mengalir dari pegunungan diutara sana ataukah yang bertiup dari laut di selatan sana, pikirku sambil bernapas dalam-dalam menikmati suasana pagi tadi.


 

Apa maksud kisahku pagi ini?? aku sendiri belum bisa menyimpulkannya, mungkin saja aku adalah orang yang lalai? atau tak pandai bersyukur atau apa??

>> tadi pagi buru-buru kekampus dan asal ngisi tas dengan beberapa keperluan saja dan sayangnya lupa membawa pulpen. aku baru menyadari bahwa  aku tak membawa pulpen ketika berada di kantin dan bermaksud menemui dosen sehabis dari kantin. “bagaimana aku akan berdiskusi dengan bu dosen jika aku tak bawa pulpen?” pikirku. Ya sudahlah, palingan nanti di jurusan akan ada seseorang yang bisa kupinjami gumamku. namun dalam perjalanan dari kantin ke jurusan,  aku nemu pulpen, aku berhenti sejenak  dan berucap dalam hati” wah disaat lagi butuh, ternyata Allah menunjukkan ke mataku bahwa di depan ku ada pulpen yang terlihat masih baru”. namun aku tak jadi mengambilnya, karena tiba-tiba saja aku berpikir bahwa itu pulpen bukan punyaku, meski aku juga tidak tahu siapa yang punya, maka aku tak jadi mengambilnya dan berlalu begitu saja. sempat beberapa langkah aku menoleh kebelakang antara berbalik mengambil pulpen atau lanjut pergi. maka dengan kuat kuputuskan melangkah pergi tanpa menoleh lagi ke belakang. Apa yang ada dalam pikiranku saat itu?? heii, bukankah itu hanyalah sebuah pulpen?? palingan harganya cuma 3 ribu?? lagian kau sekarang sedang butuh pulpen untuk menemui dosen diruangannya. tapi entahlah aku hanya yakin saja bahwa sipemilik pulpen mungkin akan menyusuri kembali jalan yang dilewatinya untuk menemukan pulpennya kembali.  Tapi bukankah aku butuh pulpen saat itu?? jawabannya iya. tapi tak mengapa tak mendapatkan apa yang kubutuhkan, karena ku meyakini apa yang ada dipikiran ku saat itu. meski ku masih belum yakin apakah itu Allah sedang menguji ku atau Allah benar-benar memberikan pulpen itu karena aku adalah orang yang meminta di saat butuh? tapi ku putuskan tak mengambilnya dengan alasan itu bukan pulpenku, dan bagaimana jika sipemilik menyusuri kembali jalannya untuk menemukan pulpennya yang jika aku mengambilnya maka dia tak menemukan pulpennya  meski akan ada seperseribu peluang pulpen itu akan dipungut oleh orang lain!! hah, seperti teka teki bagiku.

>> Sampai di depan ruangan bu Peni, ternyata ibu belum balik dari makan siang, maka kuputuskan untuk menunggunya sampai jam setengah 1 hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi berwudhu dan shalat zuhur terlebih dahulu sebelum menemui ibu, karena setiap jumat ibu biasanya jam 1 sudah berada di ruangannya. namun apa yang terjadi, baru saja aku keluar dari toilet selesai berwudhu dan mengambil tas yang ku titip pada seorang teman, tepat di depan mataku ibu keluar dari ruangannya selesai mengambil tas dan berjalan menuju tempat parkir yang menandakan bahwa ibu sudah hendak pulang. aku ragu antara mencegat ibu di jalan atau merelakan tak jadi bertemu hari ini. kalau memakai logika, maka inilah yang akan coba ku ucapkan “hahh, andai saja aku lebih sedikit sabar menunggu sebelum pergi berwudhu, tentu aku bisa bertemu ibu”, tetapi hal demikian tak bisa dilogikakan, dan terkadang hal-hal seperti ini tak butuh penjelasan!!!

atau sebenarnya memang dari awal aku tak berniat untuk bertemu dosenku, tapi memaksakan diri, entahlah.. hari ini tak kusesali dan tak menyesal!!

“Melihat Merapi yang begitu kokoh cukuplah untuk mengisi ceritaku hari ini”

Deathember12/2014

UndeRain

images

tuk ki tuk ki tuk ki tuk…

pagi tadi hujan, siang hari hujan, sore juga hujan, dan menjelang magrib ini juga hujan..

ahh, aku sudah mulai terbiasa,,, lebih cepat dari yang kukira, kini suara hujan telah jadi temanku..

seharian ini, aku tak bermaksud hendak kemana-mana.. hanya menikmati indahnya hujan di balik jendela!!!